Selasa, 17 September 2019

Berkelana diri dengan "Self Digesting"

Assalamualaikum Wr.Wb
Hai teman-teman sudah lama banget aku gak buka blog nih, kali ini aku mau mereview tentang buku yang sudah aku baca. Buku ini best banget buat kalian yang memang lagi mencari jati diri kalian, yang masih bingung mau dibawa kemana nih hidup, yang butuh motivasi dan inspirasi. Nah buku ini cocok deh pokoknya. langsung aja aku perkenalkan taaa-daaa




Judul buku: Self Digesting “Alat Menjelajahi dan Mengurai Diri”
Pengarang :Hernowo
Penerbit: Mizan Learning Center
Tempat Terbit:  Bandung
Tahun : 2004
Cetakan: Pertama, September 2004
Ukuran: 15,5 x 23,5 cm
Jumlah Halaman:304 halaman
ISBN: 979-3611-06-5
Buku tentang kepribadian memang tak akan pernah lekang oleh zaman. Permasalahan kehidupan yang semakin kompleks, tuntutan lingkungan sosial yang semakin menjauhkan diri dari kerealistisan dan hiruk pikuk dunia yang tanpa sadar membuat kita teralienisasi, Akhirnya timbul pertanyaan, siapakah diri kita? dimana diri kita sebenarnya? di kampus? di mesjid? atau di alam raya yang luas? Hernowo dengan buku “Self Digesting” akan menguraikan diri kamu, akan menjawab semua pertanyaan yang timbul dalam diri kamu. Buku yang pertama kali diterbitkan tahun 2004 ini mampu memberikan pemahaman tentang kepribadianmu dengan dibubuhi teori psikologi yang dikemas secara ringan dan yang lebih menariknya kamu akan menemukan kepingan kalimat yang membuatmu tak kan pernah menyiakan hidupmu. dan ku ucapkan selamat berkelana dalam diri mu.
dibagian buku ini kalian diajak pada sebuah pengantar yang akan membekali kalian untuk menjelajahi diri dengan suatu alat yaitu sebuah “Peta” tepatnya Peta “Harta Karun” Diri. Namanya juga penjelajahan  pasti butuh panduan dong. Nah, dibagian ini kalian akan diarahkan pada setiap bagian buku.  Setelah itu kalian akan dihadapkan pada bagian pembuka yang menurut aku banyak banget motivate disana, pada bagian pertama kalian akan diberi suatu “alat” oleh sang penulis, yang pastinya alat itu akan berguna buat penjelajahan kalian, dibagian kedua kalian akan diberikan suntikan dorongan yang luar biasa untuk mencoba secara habis-habisan merumuskan diri terbaik yang sudah dimiliki, dan dibagian  proses penjelajahan terakhir buku ini akan mengajak kalian pada tahap yang paling penting, kalian diharapkan sudah mampu menampilkan diri yang lebih baik, dan mempunyai keinginan yang kuat  untuk terus memperbaiki diri setiap hari. Oke, itu isi dari peta “harta karun” Diri dan selamat menjelajahi diri teman!
Pembuka. Nah dibagian ini kalian akan menemui kepingan kalimat yang bisa memotivasi kalian untuk menemukan siapa diri kalian, sebenarnya jika kalian melihat buku ini secara keseluruhan pasti disetiap awal halaman dibubuhi kalimat motivasi dari tokoh-tokoh dunia tak terkecuali pada bagian pembuka ini. Pada bagian ini banyak banget kata-kata motivasi yang menggambarkan pentingnya mengenali diri. Namun ada tiga serangkaian kata yang memberikan makna dalam buat aku yaitu dari Leo Tolstoy, Carl Gusav Jung, dan Jalaluddin Rumi
Pada buku ini Hernowo mengutip kata Leo Tolstoy “Semua ingin mengubah dunia tetapi tak ada yang ingin mengubah diri sendiri”. Kata-kata itu mampu menyadarkan saya sebagai pembaca bahwa mengubah dunia menjadi lebih baik tidak ada gunanya, jika diri belum dirubah kearah yang lebih baik. Motivasi selanjutnya datang dari tokoh psikoanalitik yaitu Carl Gustav Jung yang menyebutkan “Semua sifat orang lain yang kita benci menuntun kita untuk memahami diri kita sendiri” nih buat aku kata-kata ini dalam banget. Gak ketinggalan nih Jalaluddin Rumi mengatakan bahwa “Duhai, betapa bahagianya jiwa yang dapat melihat kesalahannya sendiri” yups.. Terkadang emang bisa dikatakan kemampuan yang luar biasa jika kita mampu melihat kesalahan diri sendiri, karena kebanyakan orang lebih tahu dan emang selalu pengen tahu kesalahan orang lain dibandingkan melihat kesalahan diri sendiri. Seperti buku lain pada umumnya, Self Digesting pada bagian pembuka ini penulis mengungkapkan harapan-harapannya bagi pembaca seperti menemukan jati diri dan yang unik Hernowo sebagai penulis mengajak pembaca untuk membuat buku tentang kepribadian. keren deh!!
Oke penjelajahan lanjut kebagian pertama yaitu “APA DAN SIAPA DIRI”. Nah teman-teman disini bakalan menemukan 10  sub-bab yang semuanya tentang “ilmu” diantaranya
a. ilmu yang mengalienasikan diri,
b. Ilmu yang mencahayai Diri,
c. Ilmu yang Meninggikan Derajat Diri,
d. Ilmu yang Membuat Sang Diri Rendah Hati,
e. Ilmu yang membantu Mengelola Diri,
f. Mengonstruksi Ilmu menjadi Sepotong Makna,
g. Kaitan Ilmu, Pengalaman dan Makna,
h. Interaksi adalah mencari Ilmu,
i. Pembelajaran adalah Perubahan,
j. Diri yang menguasai Ilmu,
Tadi teman-teman sudah tahu kalau di bagian pertama ini kalian akan diberikan sebuah “alat” untuk menjelajahi diri dan “alat” untuk mengurai diri. Apa sih “alat” itu? jawabanya “Ilmu, Ilmu, dan Ilmu”.  Ilmu yang seperti apa sih yang bisa menjadi alat untuk kita bisa mengenali diri sendiri? Itu pertanyaan yang ada pada benak aku saat membaca bagian pertama ini. Secara umum Penulis menjabarkan bahwa ilmu apapun itu bisa bermanfaat dan menemukan hakikatnya, ketika mampu membuat siempunya ilmu mengenali diri sendiri dan pastinya ilmu yang mampu mencahayai dirinya untuk menjelajahi setiap perjalanan siempunya ilmu untuk mengenali dirinya. Bukan ilmu yang hanya mempelajari outer space tapi ilmu yang mampu mendorong manusia untuk lebih mengenal inner space (ruang batin). Bagi aku ada tulisan yang menarik pada bagian Ilmu yang meninggikan Derajat Diri “ Ilmu yang dapat mencahayai seseorang hanya dapat diterima oleh seseorang yang bersih dan suci berkaitan dengan keadaan dirinya. Artinya,  seseorang hanya akan memperoleh ilmu yang bercahaya dan dapat benar-benar menguasainya apabila dia mampu kembali kefitrahnnya atau pada keadaan yang suci dan bersih. Mungkin, orang-orang yang mampu mengondisikan dirinya saat menuntut ilmu dengan kondisi yang fitri itulah yang derajatnya kemudian ditinggikan oleh Yang Maha Menguasai Ilmu” . Buat aku kutipan itu the best deh!
Kita udah tahu nih apa aja inti yang dibahas di bagian kedua, langsung aja yuk kita bahas bagian yang selanjutnya yaitu bagian “Mencari Diri Yang Terbaik” wah apalagi nih kira-kira dibagian ini kita bakalan nemu apa yah? mmm. Temen-temen pada bagian kedua ini bakalan disuguhin dengan sub bab “Memedulikan Diri”. Nah menurut sang penulis untuk mengelola diri yang baik itu memerlukan modal yang berupa KEPEDULLIAN TERHADAP DIRI, yang uniknya di bagian ini penulis mengutip beberapa tulisan dari buku One Minute for Myself  karya Spencer Johnson yang salah satunya “Sesungguhnya dalam satu menit, saya dapat mengubah sikap saya. Dalam satu menit itu--- jika saya dapat mengubah sikap saya---saya dapat mengubah seluruh hari saya berikutnya.” Intinya kita harus meluangkan waktu minimal satu menit setiap hari untuk memedulikan diri.
Sub Bab kedua “Menyederhanakan Diri” pada sub bab ini kita diberi cara selanjutnya untuk mencari diri yang terbaik, setelah kita harus memedulikan diri kita minimal satu menit per hari nah disini kalian bakalan diajak untuk menyederhanakan diri masih mengutip dari buku andalan Johnson, pada sub bab ini ada kata “sederhanakanlah dirimu bukan hidupmu” buat aku pribadi ini menarik banget. Sebenarnya ini masih bahasan lanjutan dari memedulikan diri dengan satu menit, yah satu  menit yang sederhana untuk menyederhanakan diri. intinya dari sub bab ini bahwa kita tak perlu mencari kesana kemari meluangkan tenaga dan waktu yang banyak untuk mengenali diri tetapi cukup hanya satu menit lihat lah dalam tempo yang singkat itu, berhentilah, diamlah selama satu  menit setiap hari, Pikirkan apa yang sedang bergejolak didalam diri kalian, rasakan debur emosi dan lihatlah “wajah batin’ kalian. Galilah keinginan kalian, pedulikanlah diri kalian. Cukup satu menit saja, sederhana kan?
Mengurus Diri, yah Mengurus Diri adalah langkah selanjutnya untuk menemukan diri yang terbaik. Menurut aku dibagian pembahasan ini penulis mencoba menggambarkan “mengurus diri yang baik” melalui percakapan seorang paman dan keponakannya cukup menarik dan bermakna dalam. ada percakapan yang cukup unik “ Apabila kita tidak mau mengurus diri kita sendiri secara baik-baik, orang lain pun serasa tidak pernah cukup untuk membantu kita dan membuat kita bahagia”
Next, “Mengelola Diri”. Setelah kia memedulikan, menyederhanakan, lalu diurus kemudian kita langsung kelola diri kita, ini tahap yang paling penting. Mengelola diri berarti menjaga diri dari hal yang membuat kita down, menjaga diri dari keburukan dan kemaksiatan. Mengelola diri menurut aku berarti senantiasa memperbaiki diri menjadi lebih baik. Bagaimana caranya? Mengenal diri mu lebih dalam lagi, untuk menemukan diri yang sesungguhnya!
Ada 10 bahasan di bagian “Mencari diri yang Terbaik” setelah kita memedulikan diri dan menyederhanakan diri, kita lanjut pada step selanjutnya yaitu Mengurus Diri; Mengelola Diri; Menemukan Diri; Diri yang Memiliki Banyak Sekali Potensi;  Diri yang Menyimpan Motivasi; Diri yang Memenda Hasrat; Diri yang Menginginkan Kebebasan; dan Diri yang Memancarkan Keunikan. Jika disimpulkan, di sepuluh bahasan ini kita bakalan tahu nih bagaimana membangun diri yang baik itu dan menjelaskan ciri-ciri diri yang mampu aktualisasi.
Kita lanjut pada bagian ketiga “Menampakan Karakter Diri” nah disini setelah kalian mencari diri yang baik itu gimana sih dan akhirnya kalian tahu, waktunya kalian untuk menampakan karakter diri. Menurut aku penulis buku ini berharap setelah kita tahu bahwa diri yang terbaik itu bagaimana, kalian juga dituntut untuk mempraktikannya dengan membangun karakter, bukan hannya sekedar tahu aja, tapi kalian harus mampu menggali potensi diri terbaik dan menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari. seperti pada bagian yang sebelumnya, dibagian ketiga ini kita bakalan dikenalkan dengan “diri” dari mulai pengenalan karakter diri sampai wujud tampilan karakter diri. intinya dari bab ini kita akan tergerak untuk menampilkan karakter diri terbaik yang kita miliki.
Bagian penutup di bagian penutup sang penulis menegaskan bahwa ia menulis buku “Self Dignesting” terinspirasi dari dua buku yaitu “Cahaya di Ujung Senja” karya Morrie Schwartz dan “Menerobos Kegelapan” karya Karen Amstrong. Selain bagian penutup yang penuh inspirasi, bagi aku ada hal yang menarik yaitu biografi penulis yang dikemas secara unik dengan Apendiks 1dan 2, dibagian apendiks 1 penulis mencoba melukiskan dirinya dengan cita-citanya yaitu sebagai tukang menata kata, awalnya aku penasaran isi dan maksud bagian ini apa ternyata adalah sebuah curriculum Vite, dan apendiks dua ini menjelaskan tentang pengalaman-pengalaman penulis yang luar biasa.
“membaca kemudian menulis dan menulis sesuatu setelah membaca adalah proses mengikat makna” sebuah kata yang dalam tertulis di halaman 292.

Powered by Blogger. Blogger Template by Intikali.org. Supported by Iskael and BlogSpot Design.